Pemanfaatan TIK Dalam Pembelajaran

Ketika kita masuk ke dalam sebuah ruang kelas dari sebuah sekolah dan mengamati kegiatan pembelajaran yang tengah berlangsung, apakah yang cenderung dilakukan guru? Kemungkinan pertama, guru yang sedang mengajar, menerapkan metode pembelajaran konvensional (a traditional or conventional teaching method), belum memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau media pembelajaran. Dikatakan menggunakan metode pembelajaran konvensional karena guru yang sedang membelajarkan peserta didiknya tersebut cenderung mengandalkan kemampuan dirinya dengan menggunakan metode ceramah dan mencatat (talk and chalk method) (Siahaan, 2018), serta cenderung memberi instruksi daripada membimbing siswa dan memfasilitasi mereka dalam kegiatan belajar.

Dalam kondisi pembelajaran saat ini yang telah dikemukakan tersebut tampaklah bahwa aktivitas pembelajaran sangat tergantung pada keberadaan atau kehadiran guru di dalam kelas. Guru merupakan seseorang yang menguasai pengetahuan dan yang kemudian akan menuangkannya ke dalam pikiran peserta didiknya. Sebagian di antara sekolah-sekolah tradisional/konvensional yang melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan “metode ceramah dan mencatat”, tampak masih didominasi oleh peran atau aktivitas guru. Guru, di satu sisi, sangat berusaha sedemikian rupa agar dapat menyampaikan seluruh materi pelajaran atau ilmu pengetahuan sesuai dengan target atau tuntutan kurikulum. Tetapi di sisi yang lain, peserta didik pada umumnya cenderung mendengarkan penjelasan guru dan mencatat hal-hal penting serta mencoba berusaha memahami materi pelajaran atau pengetahuan yang diajarkan guru. Dengan demikian, tampaklah bahwa interaksi belajarmengajar yang terjadi adalah masih berpusat pada guru yang menekankan transfer pengetahuan kepada peserta didik yang tampak cenderung pasif.

Peran Guru Sebelum Pemanfaatan TIK di dalam Kegiatan Pembelajaran

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa pada zaman dahulu, kegiatan pembelajaran itu pada awalnya dilaksanakan oleh seseorang; dan ditujukan kepada seseorang atau dari seseorang kepada beberapa orang. Seseorang yang dimaksudkan di dalam hal ini adalah individu yang memiliki pengetahuan, kemampuan atau keterampilan tertentu untuk diajarkan kepada seseorang atau kepada sekelompok orang.



Baca Juga : Cara memotivasi siswa untuk aktif belajar

Seseorang yang memiliki pengetahuan lebih ini dikenal dengan sebutan sebagai guru, suhu, atau empu. Orang lain yang menerima pengajaran tentang pengetahuan, kemampuan atau keterampilan tertentu disebut sebagai murid atau pengikut (followers). Kegiatan pengajaran atau pembelajaran dilaksanakan secara langsung (tatap muka), baik secara verbal atau ceramah maupun demonstrasi atau praktik (peragaan langsung). Demikianlah pada awalnya, belum ada penggunaan perangkat teknologi. Pengajaran atau pembelajaran hanya berlangsung dalam lingkup atau cakupan yang sangat terbatas.

Peran Guru yang Memulai Pemanfaatan TIK di dalam Kegiatan Pembelajaran

Sesuai dengan berbagai keterbatasan yang ada, para guru di daerah 3T pada umumnya merupakan guru yang melaksanakan kegiatan pembelajaran secara konvensional (berceramah dan mencatat). Mereka berperan sebagai pusat kegiatan pembelajaran (teacher-centered learning) dalam proses belajar-mengajar sehari-hari yang dilaksanakan. Kemudian, mulai terjadi perubahan dengan adanya penetrasi yang dilakukan Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan KebudayaanKementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekkom-Kemendikbud) – pada waktu itu, yang saat ini telah berganti nama menjadi Pusat Data dan Teknologi Informasi atau Pusdatin – bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika di bidang pemanfaatan TIK untuk pembelajaran (Aziz, dkk., 2018).

Secara bertahap, para guru di beberapa sekolah di daerah 3T dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan di bidang pemanfaatan TIK untuk pembelajaran melalui pelatihan, bimbingan, dan simulasi. Tidak hanya dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan di bidang TIK tetapi juga dilengkapi dengan perangkat TIK untuk pembelajaran. 
Melalui kegiatan pembekalan ini, para guru dipersiapkan untuk membelajarkan peserta didiknya tidak lagi dengan ceramah dan mencatat tetapi secara bertahap mulai bergeser yaitu dengan memanfaatkan
perangkat TIK. Artinya, guru yang semula berperan sebagai sumber belajar utama atau bahkan mungkin juga satu-satunya sumber belajar bagi peserta didiknya, telah berbagi perannya secara bertahap dengan perangkat TIK dalam membelajarkan peserta didik.

Peran Guru setelah Memanfaatkan TIK di dalam Membelajarkan Peserta Didiknya

Melalui kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan TIK, ada kecenderungan yang berkembang bahwa guru menjadi memiliki waktu untuk berperan sebagai mitra atau partner peserta didik. Artinya, di dalam proses kegiatan pembelajaran, guru menempatkan dirinya sebagai seseorang yang dekat dengan peserta didiknya (sahabat). Dalam berinteraksi dengan guru, peserta didik akan merasa lebih terbuka dan nyaman. Dengan kondisi pembelajaran yang sedemikian ini, peserta didik tidak lagi merasa canggung, segan atau malu-malu untuk curhat tentang berbagai kesulitan atau masalah yang dihadapi, baik yang berkaitan dengan kemajuan belajarnya maupun yang bersifat pribadi.

Di samping sebagai agen pembelajaran dengan serangkaian perannya sebagaimana yang telah dibahas pada uraian yang terdahulu, masih ada peran guru yang sangat mempengaruhi keterlaksanaan kegiatan pembelajaran yaitu sebagai mitra/partner/ sahabat peserta didik. Dengan peransebagai mitra/partner peserta didik, berbagai kendala/kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dapat didiskusikan dengan guru sehingga dapat lebih dini teratasi. Dengan berperan sebagai mitra peserta didik, akan tercipta kegiatan pembelajaran yang disenangi peserta didik. Peran guru sebagai mitra peserta didik ini cenderung melekat selama ini pada diri guru Bimbingan dan Penyuluhan  (guru BP atau Konselor Sekolah).

Simpulan 

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah masuk ke dalam kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah, tidak hanya di daerah perkotaan, pinggiran dan perdesaan tetapi juga secara bertahap ke sekolah-sekolah di daerah terdepan, tertinggal, dan terpencil (3T). Dengan mulai dimanfaatkannya TIK dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas, guru telah didorong secara bertahap untuk melakukan perubahan dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Perubahan yang dimaksudkan adalah pergeseran peran guru dalam membelajarkan peserta didiknya. 

Oleh: 
Siahaan, Sardianto Markos. (2012). Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Fisika, Prosiding Seminar Nasional Fisika, Palembang 4 Juli 2012.
Zaldi Rama Deni 
Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Muara Bungo 2020.




Komentar